Preservasi Koleksi Bahan Pustaka Di Beberapa Perpustakaan Yang Ada Di Indonesia

Nama
Rahmitha Prisilia
NIM
11170251000080
Kelas
2 IPI C
Mata Kuliah
PresevasiKoleksi
JenisPenugasan
Artikel










Preservasi Koleksi Bahan Pustaka Di Beberapa Perpustakaan Yang Ada Di Indonesia

Bahan Pustaka merupakan salah satu unsur penting yang harus dilestarikan yang dimiliki perpustakaan mengingat nilai dan kegunaannya.  Pelestarian bahan pustaka di perpustakaan tidak hanya dibidang fisiknya saja melainkan juga nilai informasi yang terkandung didalamnya. Pelestarian yang dimaksudkan ini ialah agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan, awet dan tahan lama dan bisa menjangkau banyak pemustaka.
Preservasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah pengawetan; pemeliharaan; penjagaan; perlindungan. Pelestarian (preservation) adalah sistem pengolahan dan perlindungan pada bahan pustaka, dan atau tugas maupun pekerjaan untuk memperbaiki, memugar, melindungi, dan merawat bahan pustaka, dokumentasi, arsip maupun bahan informasi serta bangunan perpustakaan (Lasa, 2009:233-234).
 Perawatan bahan pustaka sangatlah di perlukan dan merupakan salah satu aspek penting untuk menunjang fungsi perpustakaan sebagai penyedia bahan pustaka dengan mengusahakan kondisi bahan pustaka yang sebaik mungkin dan siap pakai. Pada umumnya bahan pustaka yang digunakan ialah menggunakan bahan dari kertas seperti buku, naskah, peta, gambar, dokumen, surat kabar dan bahan cetak lainnya. Akan tetapi setelah berkembangannya zaman dan teknologi bahan pustaka yang ada di perpustakaan tidak hanya menggunakan bahan baku dari kertas saja atau cetak, melainkan juga ada yang berbentuk digital. Bagi perpustakaan yang sudah maju dan mengikuti perkembangan zaman dan tekonologi koleksi bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan tersebut biasanya sudah memiliki koleksi seperti foto, mikrofilm. penyimpanan data elektronik, rekaman suara, CD-ROM dan lain sebagainya. Koleksi bahan pustaka ini tentunya akan mengalami kerusakan jika tidak dipelihara dan dirawat dengan baik, untuk itu penting bagi perpustakaan untuk mengerti dan memahami bagai man preservasi koleksi yang baik dan benar bagi bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

Sejarah Bahan Pustaka
Bahan Pustaka terdiri dari beberapa jenis dan sifat. Manusia menggunakan berbagai medium untuk merekam hasil hasil karyanya dan digunakan sesuai dengan pengetahuan dan kemajuan teknologi pada zamannya.
Bahan yang dikenal sebagai medium perekam hasil budaya manusia adalah:
1.      Tanah Liat
2.      Kulit Kayu
3.      Papyrus
4.      Kayu
5.      Daun Tal
6.      Tulang Gading
7.      Logam
8.      Batu
9.      Kulit Binatang
10.  Pergamen dan Vellum
11.  Leather
12.  Kertas
13.  Papan
14.  Film
15.  Pita Magnetik
16.  Disket dll

Kekuatan kertas tergantung dari kekuatan serat bahan pustakanya. Untuk non buku terdapat berbagai macam bahan pustaka yang bersifat non buku sehingga diperlukan keterampilan dan keahlian khusus dalam memahami software ( perangkat lunak ) dan hardware (perangkat keras). Perpustakaan khususnya pustakawan haruslah memahami cara pengoprasian peralatannya, pemeliharaannya, dan mengatasinya jika ada kerusakan sehingga bahan pustaka dapat awet dan tahan lama untuk digunakan.
Secara umum menurut kondisi bahan pustaka dapat dibeda­kan atas tiga jenis :
1.   Bahan pustaka yang masih baik, bersih, utuh belum berubah warnanya, belum berpenyakit.
2.  Bahan pustaka yang sudah berpenyakit dalam artian sudah diserang serangga sehingga timbul noda-noda coklat.
3. Bahan pustaka yang telah rusak dengan tingkat kerusakan tertentu sehingga memerlukan perbaikan dan bahkan ada yang sudah terlalu parah sehingga tidak bisa di perbaiki lagi.

Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka

            Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan pustak, itulah mengapa perpustakaan harus memelihara dan menjaga bahan pustaka agar tidak cepat rusak dan awet. Pustakawan hendaknya mengetahui cara menyusun buku dirak dan mengangkatnya ke rak, mengontrol suhu ruangan, mencegah debu yang masuk ke perpustakaan, dan juga mencegah masuknya binatang pengerat yang dapat merusak bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
Kerusakan bahan pustaka secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Faktor biologi, misal serangga, binatang, pengerat, jamur.
2. Faktor fisika, misal cahaya, udara/debu, suhu, kelembaban.
3. Faktor kimia, misalnya zat-zat kimia, keasaman, oksidasi.
4.  Faktor-faktor lain, misal bencana alam, api, manusia atau pengguna itu sendiri.

Mencegah kerusakan dan merawat bahan pustaka

            Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka sangatlah bermacam-macam mulai dari manusia itu sendiri, serangga, udara, debu, zat-zat kimia, hingga bencana alam. Ada baiknya untuk menyediakan ruang khusus untuk perbaikan bahan pustaka sehingga penanganan akan lebih cepat dan jangan sampai menunggu kerusakan berat pada bahan pustaka. Untuk pencegahan kerusakan bahan pustaka oleh banjir, bahan pustaka sebaiknya diletakan ditempat yang tinggi akan tetapi jika bahan pustaka sudah terendam oleh banjir hendaknya bahan pustaka segara langsung disiram lagi dengan air bersih guna membersikan kotoran yang menempel dan jika kotoran sudah menumpuk bisa dikerik menggunakan alat khusus dan bahan pustaka seperti buku diberi alkohol agar buku tidak bau dan agar lembar halamannya tidak menempel. Untuk pencegahan kerusakan bahan pustaka dari kebakaran hendaknya menaruh alat pendeteksi kebakaran dan selalu mengecek kondisi kabel listrik secara rutin, menyediakan alat pemadam kebakaran dan memberika larangan untuk tidak merokok di area perpustakaan. Untuk pencegahan dari binatang pengerat bisa dengan menuangkan larutan racun kedalam lubang rayap, memberikan kamper disetiap sudut rak agar binatang enggan mengahampirinya. Untuk pencegahan kerusakan yang disebankan oleh jamur disarankan aagar kelembapan ruangan juga harus dijaga dan bisa menaruh mesin penyerap uap air bernama dehumidifier.

Cara perbaikan koleksi bahan pustaka

Ada baiknya perpustakaan mempunyai ruang khusus untuk memperbaiki koleksi bahan pustaka yang mengalami kerusakan. Pustakawan juga diharapkan mampu memperbaiki dokumen atau koleksi bahan pustaka yang mengalami kerusakan kecil maupun kerusakan besar. Banyak cara- cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak seperti memutihkan kertas (bleaching), menambal kertas berlubang akibat kutu buku atau sebab lainnya, mengganti halaman yang sobek, mengencangkan benang jilidan yang kendur, memperbaiki punggung buku yang rusak, mengganti sampul buku yang mengalami kerusakan total,dan  penjilidan kembali atau mengencangan kembali jilidan yang kendur. Untuk semua pekerjaan ini harus dipelajari benar-benar oleh pustakawan atau staff ahli dibidang pelestarian bahan pustaka, peralatan serta bahan-bahan  juga harus memadai.

Unsur, tujuan dan fungsi preservasi
Menurut Martoatmodjo (1993:7), berbagai unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian bahan pustaka adalah:
a)  Manajemen: Siapa yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini dan bagaimana prosedur pelestarian yang akan diikuti.
b)  Tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka miliki.
c)  Laboratorium, ruang pelestarian beserta peralatannya seperti alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk fumigasi, pembersih debu dan sebagainya.
d) Dana untuk kegiatan yang selalu dimonitor dengan baik, agar kegiatan pelestariantidak mengalami gangguan.
Sedangkan tujuan pelestarian bahan pustaka menurut Martoatmodjo (1993:5), dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Menyelamatkan nilai informasi dokmen.
2.Menyelamatkan fisik dokumen.
3.Mengatasi kendala kekurangan ruang.
4.Mempercepat perolehan informasi: dokumen yang tersimpan dalam CD (Compact Disc) sangat mudah untuk diakses, baik pada jarak dekat maupun jarak jauh.
Sedangkan fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak rusak karena gangguan manusia,  dan serangan serangga atau jamur yang merajalela pada ruangan yang lembab. Menurut Martoatmodjo (1993:6), jika disimpulkan maka pelestarian memiliki beberapa fungsi antara lain adalah:
a.  Fungsi melindungi, yaitu melindungi bahan pustaka dari serangan serangga, manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya.
b.  Fungsi pengawetan, yaitu merawat bahan pustaka agar tetap awet dan tahan lama untuk digunakan oleh pengguna.
c.  Fungsi kesehatan, yaitu dengan pelestarian yang baik bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur dan berbagai sumber penyakit, sehingga pemakai ataupun pustakawan terjaga kesehatannya.
d. Fungsi pendidikan, yaitu pemakai perpustakaan dan pustakawan itu sendiri harus belajar bagaimana cara merawat dokumen.
e.  Fungsi kesabaran, merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar.
f.  Fungsi sosial, bahwa pelestarian tidak bias dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus mengajak pengguna untuk tetap merawat bahan pustaka.
g.  Fungsi ekonomi, yaitu dengan pelestariaan yang baik, bahan pustaka akan lebih awet, keuangan dapat dihemat.
h.  Fungsi keindahan, yaitu penataan bahan pustaka yang rapi, perpustakaan dapat menjadi lebih indah sehingga dapat menambah daya tarik pembacanya.

Fumigasi, Deasidifikasi, dan Laminasi
1.             Fumigasi
Fumigasi ialah salah satu cara pelestarian koleksi bahan pustaka dengan cara pengasapan yang  menggunakan bahan kimia tertentu agar koleksi bahan pustaka bebas dari penyakit, kuman, serangga, jamur dan lainya. Dalam melakukan fumigasi juga hendaknya memperhatikan jumlah bahan pustaka yang ingin di fumigasi dengan ruangan yang digunakan untuk fumigasi, jenis-jenis fumigant, jumlah fumigant yang digunakan serta lamanya waktu yang diperlukan selama fumigasi. Karena dalam proses fumigasi menggunakan bahan kimia yang pastinya cukup berbahaya, pustakawan juga harus memperhatikan alat dan bahan yang digunakan serta peralatan pelindung dalam melakukan fumigasi tersebut seperti baju laboratorium, masker, blower, lemari, alat pembersih dan lain sebagainya. Bahan kimia yang digunakan dalam proses fumigasi ialah carbon sulfit (CS2), carbon tetra chloride (CCL4), methyl bromide (CH3 Br), thymol cristal, dan naptaline.

2.             Deasidifikasi
Deasidifikasi merupakan salah satu cara pelestarian koleksi bahan pustaka dengan cara menghentikan proses keasaman yang terdapat pada kertas. Proses deasidifikasi terbagi lagi menjadi dua yaitu deasidifikasi kering dan deasidifikasi basah.
·         Deasidifikasi cara kering: Jika buku menggunakan bahan tinta yang luntur, menggunakan campuran amoniak dan air bersih (1:3) yg ditempatkan dalam bejana untuk diambil uapnya, diletakkan disudut ruangan dan disediakan exhaust fan, proses ini berlangsung selama +24 jam.
·         Deasidifakasi dengan cara basah: digunakan untuk buku atau kertas yang tintanya tidak luntur. Buku/ kertas direndam kedalam air suling dan dicampur dengan magnesium carbonat selama 30 menit, lalu diangkat dan dikeringkan dengan exhaust fan. Pengeringannya harus sempurna untuk menghindari tumbuhnya jamur yang akan merusak kertas

3.             Laminasi
Laminasi merupakan salah satu cara preservasi koleksi bahan pustaka, proses laminasi sediri ialah melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses ini bertujuan agar bahan pustaka menjadi bebas dari debu dan polutan yang akan merusak bahan pustaka. Proses laminasi terbagi menjadi 2 yaitu laminasi dengan cara manual dan laminasi dengan menggunakan mesin.
·         Laminasi menggunakan mesin
Dengan cara dingin : melapisi kedua sisi kertas dengan bahan film oplas yang mengandung lem dan dapat dibuka kembali dengan cara membasahinya dengan air. Mula-mula pasang 2 buah rol film oplas pada mesin penggerak, disisi atas dan sisi bawah bahan pustaka, masukkan kertas yg akan dilaminasi diantara kedua film oplas tersebut. Tunggu hingga mesin merekatkan film oplas pada bahan pustaka tersebut dan mengeluarkannya. Susun dokumen yang sudah terlaminasi menurut urutan sesuai aslinya.
Dengan cara panas : menggunakan kertas cromton untuk melapisi kedua sisi bahan pustaka. Kertas dipanaskan 70o – 90oC, agar kertas cromton menempel pada kedua sisi bahan pustaka. Prosesnya sama seperti laminasi dengan cara dingin, namun jika hendak melepas lapisan pelindungnya menggunakan aceton, dah bahan pustaka aslinya bisa kita peroleh kembali
·         Laminasi dengan cara manual
Menggunakan kertas laminasi impor karena belum diproduksi di Indonesia. Caranya letakkan kertas laminasi diatas meja, berikan alas. Letakkan bahan pustaka diatasnya, tutup dengan kertas laminasi lagi. Kemudian olekskan aceton dengan kuas, usahakan jangan sampai ada gelembung udara diantara kedua sisi kertas pelapis, jangan menekan terlampau keras karena dapat merobek kertas laminasi dan bahan pustaka nya. Kemudian dikeringkan dan digunting tepinya dengan rapi.

Preservasi Koleksi Bahan Pustaka di Perpustakaan SMAN 7 Padang

   Ada banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pustaka di SMA Negeri 7 Padang. Faktor yang paling utama yang dapat merusak koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan SMA Negeri 7 padang ini ialah debu yang masuk melalui jendela-jendala perpustakaan yang tidak tertutup, pintu dan ventilasi perpustakaan, perpustakaan SMA Negeri padang ini juga belom memiliki gorden sehingga peluang masuknya debu akan lebih besar. Jendela yang terletak disebelah timur mengakibatkan bahan pustaka terkena paparan sinar matahari yang masuk melauli jendela-jendela. Salah satu faktor lainnya yaitu serangga dan lipas, serangga tersebut banyak bersarang di tiap rak buku dan tumpukan buku, apalagi koleksi bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan SMA Negeri 7 Padang ini banyak yang usang sehingga rayap dan serangga akan lebih senang untuk bersarang didalamnya. Terdapat juga kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia yaitu banyak siswayang suka melipat diujung buku sebagai penanda bacaan dan tidak sedikit banyak halam yang hilang karena dirobek, banyak siswa juga yang membawa makanan seperti gorengan sehingga buku tersebut menjadi rusak karna terkena minyak yang lengket.
Dan pemilharaan, pelestarian, pencegahan kerusakan bahan pustaka di perpustakaan SMA Negeri 7 Padang yaitu dengan cara memberika gorden agar cahaya sinar matahari tidak langsung mengenai bahan pustaka yang bertujuan agar buku tidak menguning, buram, dan tidak kering. Dan untuk debu yang ada bisa dengan mebersihkannya secara rutin menggunakan kemoceng, lap, kain pel, sapu, dan pemasangan kipas angjn di jam kerja. Dan untuk merawat buku yang ada di perpustakaan pihak perpustakaan setiap kenaikan kelas, dan jika ada buku yang dihilangkan perpustakaan meminta uang ganti ruji dua kali lipat dari harga buku yang dihilangkan.

Preservasi Kolesi Bahan Pustaka tercetak di Perpustaakaan Ceria Desa Jleper Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Pasca Bencana Banjir Tahun 2013

            Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Ceria Desa Jleper ini merupakan faktor alam yaitu banjir. Banjir merupakan salah satu bencana yang datang dan pergi yang meninggalkan permasalahan bagi kehidupan manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh banjir bukanlah suatu hal yang baru yang dapat memberikan dampat berupa kerusakan pada gedung perpustakaan dan bahan pustaka yang ada didalamnya seperti dokumen dan buku-buku.
            Pilihan yang dilakukan dalam melakukan pelestarian bahan pustaka setelah banjir dapat dilakukan sesuai dengan tingkat kerusakan, jenis, tenaga kerja, keahlian, fasilitas yang dimiliki. Dalam hal ini, Sitepu (2009: 6). Upaya yang dilakukan dalam pelestarian koleksi bahan pustaka di Perpustakaan Ceria, Desa Jleper, penangananya serta kegiatan yang dilakukan perpustakaan ceria dalam menangani kolekasi bahan pustaka yang terkena bencana banjr khususnya koleksi tercetak seperti buku-buku dan lain sebagainya. Kegiatan perbaikan ini sendiri bertujuan agar meminimalisri kerusakan koleksi bahan pustaka aggar bisa digunakan kembali dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka yang datang ke perpustakaan ceria.
            Dari data yang diperoleh dapat disimupulkan beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh perpustakaan ceria dalam menangani koleksi bahan pustaka yang sudah terkena banjir, langkah yang pertama ialah dengan memilah dan memilih mana koleksi bahan pustaka yang dapat digunakan kembali serta yang tidak dapat digunskan lagi karena kerusakan yang cukup parah, yang kedua ialah dengan membersihan kotoran – kotoran yang menempel pada buku dengan car membersihkan cover buku dengan kanebo atau lap kemudian untuk bagian dalamnya menggunakan lap  berbahan kaos, koleksi bahan pustaka diangin - anginkan dengan kelembapan boleh terlalu lembanb. Ketika sedang mengangin –anginkan koleksi bahan pustaka juga harus sering dibolak balik agar lebih cepat kering dan jika koleksi bahan pustaka sudah benar – benar kering langkah selanjutnya yaitu bisa dengan memperbaiki kondisi bahan pustaka yang mengalami kerusakan seperti melakban, mengelem, memberikan sampul setelah itu bisa langsung disusun kembali kerak yang juga telah dibersihkan sebelumnya. Peralatan yang dapat digunakan dalam memperbaiki bahan pustaka yang sudah rusak diantaranya lem, lakban, gunting, straples, sampul buku dan bahan – bahan lainnya yang diperlukan. Dalam melakukan perbaikan ini para pemustaka di perpustakaan ceria dibutuhkan keteram[ilan yang mumpuni hal ini di dapatkan para pemustaka dari bimbingan teknis yang diselengkarakan oleh Kantor Arsip Demak.
            Setelah diakuakan perbaiakan tetap saja buku – buku yang sudh terkena banjir pasti akan mengalami perubahan, tetapi dari beberapa pemustaka memaparkan tidak terlalu mempermasalahkan karna tulisan- tulisan dan gambar- gambar yang terdapat didaalam buku masih terlihat jelas. Melihat hal ini maka upaya pelestaarian perbaikan koleksi bahan pustaka di perpustakaan ceria setalah pasca benca banjir ini memberikan dampak positif  sebab perbaikan yang dilakukan oleh pihak perpustakaan terhadap bahan pustaka masih bisa digunakan lagi dan dapat dimanfaat kan oleh para pembaca yang datang keperpustakaan.
           
            Sebagai salah satu aspek penting dalam  untuk menunjang fungsi perpustakaan perpustakaan kegiatan preservasi ini harus lah dilakuakn dengan benar, menggunakan ruangan khusus serta keterampilan yang memadai dari pihak perpustakaan atau staf ahli khusus dibidang preservasi. Karena banyak sekali faktor yang dapat merusak kondisi bahan pustaka yang ada diperpustakaan seperti ulah manusia,bencana alam, binatang pengerat, serangga, serta zat-zat kimia atau debu polusi yang akan mengakibatkan kerusakan pada koleksi bahan pustaka yang ada maka sangat amat penting kegiatan preservasi diadakan mulai dari pencegahan hingga penangannya. Pengetahuan tentang preservasi sangat lah dibutuhkan oleh para pustakawa agar dapat selalu menjaga koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan, selalu memperhatikan kondisi gedung dan membersihkan ruangan serta buku – buku yang ada di rak meruupakan slaah satu usaha pelestarian bahan pustaka juga. Pelestarian bahan pustaka yang dilakukaan diharapkan dapt membawa dampak positif seperti agar buku tetap bertahan alam atau awetserta dapat memenuhi kebutuhan informasi yang ada dalam koleksi tersebut untuk para pemustaka.








Daftar Pustaka

Lasa, H.S. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher, http://www.alus.or.id/2011/12/preservasi-koleksi-tercetak-dan-digital.html (diakses tanggal 18 Mei 2018)
Martoatmodjo, Karmidi. 1993. Pelestarian Bahan PustakaJakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. http://www.alus.or.id/2011/12/preservasi-koleksi-tercetak-dan-digital.html (diakses tanggal 18 Mei 2018)
Pelestarian bahan pustaka, http://adhyvhar.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pelestarian-bahan-pustaka.html (diakses tanggal 17 Mei 2018)
Pelestarian macam sifat bahan pustaka dan latar belakang sejarahnya, http://www.perpustakaan.kaltimprov.go.id/berita-646--pelestarian-macam-sifat-bahan-pustaka-dan-latar-belakang-sejarahnya-.html (diakses tanggal 17 Mei 2018)
Pemeliharaa dan pelestarian bahan pustaka di perpustakaan SMAN 7 Padang http://download.portalgaruda.org/article.php?article=101306&val=1516 (diakses tanggal 18 Mei 2018)
Pengertisan Preservasi, https://kbbi.web.id/preservasi (diakses tanggal 16 Mei 2018)
Sitepu, A. dkk. 2009. “Kesiapsiagaan Dalam Mengantisipasi Bencana di Perpustakaan dan Pusat Arsip”. dalam Jurnal BACA. Vol. 30. No.1. Agustus. hlm 1-13. https://media.neliti.com/media/publications/137220-ID-analisis-pelestarian-koleksi-bahan-pusta.pdf (diakses tanggal 19 Mei 2018)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perpustakaan di Era Digital

PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN MODERN DI ERA DIGITAL